Cari Blog Ini

Rabu, 13 Maret 2013

Masyarakat



Ketika pertama kali mendengar kata: “masyarakat”, otak saya langsung memberikan file berupa gambaran mengenai salah satu definisi masyarakat yang berbunyi: Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Dengan jelas definisi tersebut menyatakan bahwa faktor yang membentuk sekelompok manusia menjadi masyarakat adalah sebagai berikut:
1.       Adanya sekelompok manusia
2.       Adanya wilayah sebagai tempat untuk hidup bersama
3.       Adanya interaksi antar warga masyarakat secara kontinyu, sehingga bisa menimbulkan suatu stratifikasi sosial guna mengatur warga masyarakat
4.       Kebudayaan terbentuk sebagai upaya untuk “survive” di alam
Kurang lebih seperti demikian yang bisa saya rumuskan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk sosial sehingga akan selalu mengadakan interaksi dengan manusia lain sepanjang hidupnya. Ketika manusia hidup berkelompok, tentu proses interaksi antar manusia tersebut akan terus berjalan dan semakin lama semakin kompleks.
Dalam buku Pengantar Antropologi Koentjaraningrat, menurut ahli filsafat, lawan dari egoisme adalah altruisme. Asas altruisme ini berarti hidup berbakti bagi kepentingan yang lain. Asas ini memungkinkan terjadinya interaksi dan saling tolong menolong antar manusia yang hidup di wilayah yang sama tadi. Hasil dari altruisme adalah adanya hubungan yang kuat antar warga manusia yang membentuk masyarakat.
Selanjutnya, jika altruisme telah membentuk sikap saling menghargai dan tolong – menolong, lalu membentuk kekeluargaan antar individu masyarakat, maka masyarakat akan mengkultuskan salah seorang individu yang dipercaya untuk memimpin kelompoknya. Cara pengangkatan individu untuk menjadi pemimpin kelompok berbeda-beda antar masyarakat di wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Misalnya saja ada yang karena telah mengadakan pesta yang paling meriah seperti Big Man di Papua, atau karena kepercayaan bahwa orang yang ditunjuk dapat menjaga kelangsungan hidup kelompoknya.
Setelah pemimpin ditentukan, pemimpin ini akan menentukan pembagian kerja yang tepat bagi seluruh warga masyarakatnya. Lalu muncullah nilai dan norma sosial termasuk pranata sosial. Kontak sosial dan komunikasi sosial terjalin semakin dekat diantara warga masyarakat. Sebagai upaya bertahan diri di alam, selama hidupnya mereka akan melakukan suatu atau beberapa hal secara kontinyu yang kemudian kita kenali dengan istilah budaya. Kemudian kebudayaan tersebut diajarkan kepada keturunannya sehingga kebudayaan tersebut berlangsung secara berkesinambungan dan turun-temurun, kemudian menjadi identitas khas kelompok atau masyarakat. Budaya antar masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain memiliki perbedaan. Namun mungkin ada pula kebudayaan yang sama akibat pengaruh lain-lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar