Ketika pertama kali mendengar
kata: “masyarakat”, otak saya langsung memberikan file berupa gambaran mengenai
salah satu definisi masyarakat yang berbunyi: Masyarakat adalah sekelompok
manusia yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Dengan jelas definisi
tersebut menyatakan bahwa faktor yang membentuk sekelompok manusia menjadi
masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Adanya sekelompok manusia
2. Adanya wilayah sebagai tempat untuk hidup bersama
3. Adanya interaksi antar warga masyarakat secara kontinyu,
sehingga bisa menimbulkan suatu stratifikasi sosial guna mengatur warga
masyarakat
4. Kebudayaan terbentuk sebagai upaya untuk “survive” di alam
Kurang lebih seperti demikian
yang bisa saya rumuskan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa manusia adalah
makhluk sosial sehingga akan selalu mengadakan interaksi dengan manusia lain
sepanjang hidupnya. Ketika manusia hidup berkelompok, tentu proses interaksi
antar manusia tersebut akan terus berjalan dan semakin lama semakin kompleks.
Dalam buku Pengantar Antropologi
Koentjaraningrat, menurut ahli filsafat, lawan dari egoisme adalah altruisme.
Asas altruisme ini berarti hidup berbakti bagi kepentingan yang lain. Asas ini
memungkinkan terjadinya interaksi dan saling tolong menolong antar manusia yang
hidup di wilayah yang sama tadi. Hasil dari altruisme adalah adanya hubungan
yang kuat antar warga manusia yang membentuk masyarakat.
Selanjutnya, jika altruisme telah
membentuk sikap saling menghargai dan tolong – menolong, lalu membentuk
kekeluargaan antar individu masyarakat, maka masyarakat akan mengkultuskan
salah seorang individu yang dipercaya untuk memimpin kelompoknya. Cara
pengangkatan individu untuk menjadi pemimpin kelompok berbeda-beda antar
masyarakat di wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Misalnya saja ada
yang karena telah mengadakan pesta yang paling meriah seperti Big Man di Papua,
atau karena kepercayaan bahwa orang yang ditunjuk dapat menjaga kelangsungan
hidup kelompoknya.
Setelah pemimpin ditentukan,
pemimpin ini akan menentukan pembagian kerja yang tepat bagi seluruh warga
masyarakatnya. Lalu muncullah nilai dan norma sosial termasuk pranata sosial. Kontak
sosial dan komunikasi sosial terjalin semakin dekat diantara warga masyarakat.
Sebagai upaya bertahan diri di alam, selama hidupnya mereka akan melakukan
suatu atau beberapa hal secara kontinyu yang kemudian kita kenali dengan
istilah budaya. Kemudian kebudayaan tersebut diajarkan kepada keturunannya
sehingga kebudayaan tersebut berlangsung secara berkesinambungan dan
turun-temurun, kemudian menjadi identitas khas kelompok atau masyarakat. Budaya
antar masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain memiliki perbedaan.
Namun mungkin ada pula kebudayaan yang sama akibat pengaruh lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar