REFLECTION PAPER
Nama : Tari Purwanti
NPM : 170510120038
Mengarungi Samudera Antropologi
Sebelum saya memulai kuliah di jurusan
antropologi, pengetahuan saya mengenai cara hidup manusia sangatlah minim
bahkan saya awalnya tidak mengetahui apa-apa mengenai jurusan antropologi.
Sampai akhirnya ada seorang senior yang berbagi pengalaman di jurusan
antropologi dan itu merupakan sedikit support untuk saya.
Antropologi merupakan ilmu yang
berbicara tentang manusia, cara hidup dan kebudayaan yang dihasilkan manusia
dalam hidupnya. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk
bio-sosio-budaya. Sebagai ilmu yang mempelajari manusia, seorang antropolog
harus peka terhadap isu-isu yang berkembang, dan memandang suatu yang “aneh”
atau “unik” sebagai suatu perbedaan yang wajar dan mengesampingkan
etnosentrisme. Dalam etika antropologi, dalam membangun sebuah pengetahuan
tidak merugikan pihak lain. Yang menarik dari antropologi adalah keluasan
pendekatannya bahwa setiap gejala sosial budaya selalu dikaji dalam kaitan
dengan aspek sosial budaya lainnya (holistik), dan setiap gejala sosial budaya
yang terjadi dikaitkan drngan gejala khusus antara keadaan ruang dan waktu
(relativistik). Ada sebuah kalimat yang saya sukai mengenai antropologi, adalah
sebagai berikut:
“Antropologi: ilmu manusia
Ruang lingkup, pendekatan
metodologi, dan etika penelitian antropologi membuat ilmu ini: “ilmu yang
paling ilmiah diantara humaniora, dan yang paling manusiawi diantara semua ilmu
pengetahuan ” (the most scientific of the humanities, the most humanist of the
sciences)
Eric Wolf 1964 : 88 ”
Dalam mempelajari ilmu manusia ini saya
harus mempelajari manusia dari berbagai segi, termasuk dalam segi biologisnya
untuk mempelajari asal-usul manusia. Linnaeus menamai klasifikasi manusia dalam
klasifikasi dengan homo sapiens, dimana homo merupakan genus manusia dan
sapiens merupakan spesies manusia. Ada penyataan yang menyatakan bahwa “manusia
merupakan binatang” dan saya sangat tidak setuju karena Tuhan tidak menciptakan
flora dan fauna saja, namun ada makhluk lain dan manusia yang tentu saja bukan
binatang.
Manusia selama
hidupnya akan selalu menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan lingkungan yang
disebut sebagai adaptadi biologis manusia. Respon manusia terhadap lingkungan
meliputi perubahan genetik, penyesuaian perkembangan, aklimatisasi, dan praktek
budaya dan teknologi. Ciri khas manusia dalam kaitannya dengan letak geografis
juga berbeda satu sama lain. Seperti warna kulit, bentuk dagu, hidung, tinggi
tubuh rata-rata, bentuk rambut, dan bentuk wajah.
Ras, rasisme dan
perbudakan juga tidak luput perhatian antropolog. Perbedaan ras dan perbudakan
menjadi kajian antropologi dalam sejarah kehidupan manusia. Dimana kemudian ras
ini muncul sebagai suatu penggolongan manusia kedalam kelompok-kelompok sebagai
obsesi orang Amerika.
Materi yang menurut saya paling menarik
adalah mengenai kebudayaan. Dimana kebudayaan merupakan suatu konsep cara manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya yang kemudian diekspresikan melalui perilakunya.
Menurut Spradley, kebudayaan ada dalam kepala setiap orang, terwujud dalam
perilakunya. Dalam buku Koentjaraningrat, dikenal tujuh unsur kebudayaan yaitu
bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, teknologi, mata pencaharian,
sistem religi dan kesenian. Menurut Koentjaraningrat, Kebudayaan diidentifikasi
mengenai wujudnya yaitu meliputi kebudayaan fisik, tingkah laku, sistem gagasan,
dan sistem gagasan ideologis. Sedangkan menurut J.J Honigmann (1973) kebudayaan
dibagi menjadi tiga wujud yaitu gagasan, kegiatan, dan benda/artefak. Semua
aktifitas kebudayaan berfungsi memenuhi
hasrat manusia.
Saya juga
belajar mengenai etnografi yang merupakan suatu metode penelitian atau produk
penelitian yang akhirnya mengajak kami melakukan penelitian lapangan sebagai
bentuk aplikasi dari belajar etnografi. Dalam etnografi dikenal strategi
penelitian, teknik pengumpulan data, alat pengumpul data, dan lain-lain. Selain
itu juga dipelajari mengenai bahasa dan budaya sebagai sistem simbol untuk
berkomunikasi. Dalam pembahasan mengenai budaya juga dijelaskan bahwa ada lebih
dari sekitar 200 bahasa di dunia. Selain itu juga dikenal aspek tersembunyi
komunikasi seperti paralanguage dan kinersika.
Berbicara
mengenai manusia sebagai makhluk sosial
berarti mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain untuk
bertahan hidup. Dalam kehidupan manusia dikenal adanya organisasi sosial dan
sistem kekerabatan. Ini merupakan materi pembahasan yang cukup menarik dimana
kami diharuskan menuliskan asal-usul keluarga
dengan menggambar simbol-simbol kekerabatan.
Beberapa pertemuan selanjutnya saya
belajar mengenai antropologi religi. Yaitu suatu kajian antropologi dalam
mempelajari manusia kaitannya dengan ritual-ritual keagamaan yang biasanya
menyangkut pemujaan, penghormatan terhadap kekuatan supranatural untuk memahami
eksistensi manusia dalam hakikat makna, hakikat kematian, dan hakikat bencana.
Ada salah satu kerabat saya bertanya tentang atheisme yang mengaitkan sisi
religi dengan logika. Dan uniknya ternyata orang-orang atheispun berkata: “oh
my god!” ketika bencana melandanya.
Ada materi antropologi mengenai ritus
peralihan. Sebenarnya ini materi antropologi yang sulit saya pahami karena saya
juga tidak mengerti makna dari sebuah ritus peralihan itu sendiri dalam
kehidupan manusia. Menurut Arthur Van Gennep ritus peralihan merupakan berbagai
ritual dalam masyarakat sebagai ritual peralihan. Merupakan hal penting untuk
menandai status dan peran mmasing-masing orang dalam masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, ritus dibagi dalam tiga tahap yaitu separasi sebagai pemisahan
kandidat dari golongan dari kehidupan sehari-hari dan kemudian hak-hak yang
telah dimilikinya dicabut. Tahap liminal yaitu merupakan tahap ketidakpastian,
masa penuh kesulitan yang dialami kandidat. Tahap terakhir adalah tahap
inkorporasi, yaitu pengembalian kandidat kepada kelompok dengan statur dan
atribut baru, juga status yang lebih tinggi dari status sebelumnya.
Dalam antropologi juga dikenal
antropologi ekonomi yang memusatkan perhatiannya terhadap kehidupan ekonomi
manusia dalam konteks kebudayaaan total masyarakat di negara industri maupun
nonindustri. Pemikiran antropolog dalam mengkaji ekonomi dibagi menjadi dua
yaitu subtantivis dan formalis. Subtantivis berpandangan bahwa dalam memahami
bagaimana manusia hidup, tidak boleh berpikir bahwa orang-orang selama hidupnya
akan selalu mencari keuntungan. Pandangan ini bertolak belakang dengan teori
formalis yang mengatakan bahwa setiap orang dalam hidupnya pasti mencari
keuntungan.
Selain mempelajari hal-hal yang tadi
saya sebutkan, dalam antropologi juga dipelajari mngenai kepribadian. Bahwa
kepribadian itu merupakan ciri-ciri watak indibisu yang tampak, konsisten, dan
konsekuen, sehingga menjadi suatu identitas yang membedakannya dari individu
lain (Koentjaraningrat 1990 : 102). Unsur-unsur kepribadian adlah pengetahuan,
perasaan, dan dorongan (drives). Antropologi mempelajari dan membuat tipologi
kepribadian umum: watak yang menonjol pada suatu masyarakat.
Antropologi juga mempelajari manusia
dalam maksimisasi dan pengiritan sumber daya. Dalam pembahasan ini dikenal
adanya dana alokasi, dana penggantian, dana sosial, dana ekonomi, dan dana
sewa. Mengapa ada pembahasan ini? Mungkin jawabannya adalah karena selama
hidupnya manusia selalu dihadapkan pada berbagai kebutuhan yang menuntut untuk
selalu dipenuhi namun alat pemuas kebutuhan yang terbatas mengharuskan manusia
menggunakan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin. Sebagai pengaplikasian
dari materi ini, kami lalu diberikan tugas mengenai pengalokasian dana perbulan
oleh salah satu dosen mata kuliah.
Seperti yang sudah saya jelaskan diatas
bahwa manusia adalah makhluk sosial yang kemudian hidup berkelompok, manusia
juga mempunyai cara-cara hidup berpolitik dan birokrasi dalam kelompoknya. Sistem
politik yang paling sederhana adalah bands, diikuti oleh tribes dan chiefdom
seslanjutnya lebih maju lagi adalah state yang terbagi menjadi praindustrial
dan industrial. Bands adalah masyarakat sederhana yang memiliki strategi
adaptasi sebagai masyarakat yang berburu dan meramu yang mekanisme intergrasi
utamanya adalah kekerabatan (egaliter), dan struktur politiknya bersifat
temporer. Chiefdom adalah masyarakat berladang/gembala yang sudah lebih
kompleks dari band. Chiefdom adalah masyarakat yang memiliki sistem pertanian
intensif dan bukan merupakan masyarakat egaliter, serta kepemimpinannya
bersifat penuh. State adalah masyarakat yang melakukan intennsifikasi pertanian
secara luas, dengan mengukur masyarakat berdasarkan pada kekayaan, kekuasaan,
gengsi sosial, dan struktur otoritas berbentuk piramida.
Materi selanjutnya yang saya pelajari
adalah mengenai gender. Awalnya yang terpikirkan oleh saya gender adalah jenis
kelamijn. Setelah belajar lebih dalam mengenai gender, ternyata gender adalah
pembedaan jenis kelamin secara biologis yang kemudian dibedakan fungsi dan
peranan antara perempuan dan lelaki oleh sosial budaya. Memang perbedaan gender
merupakan kajian yang menarik dalam antropologi seperti mengenai kekuasaan yang
umumnya berada di tangan lelaki dan perempuan hanya berkuasa di dalam rumah.
Perbedaan peran dan kekuasaan berdasarkan gender tidak hanya dalam politik,
melainkan juga dalam hukum, ekonomi, dan dalam bahasa. Perbedaan gender juga
menjadi masalah sosial dimana sering terjadinya ketidakadilan gender.
Materi terakhir yang dipelajarai dalam
antropologi adalah antropologi terapan. Menurut Spradley dan Mc. Curdy
antropologi terapan mencakup semua penggunaan pengetahuan antropologi untuk
mempengaruhi, menjaga, dan mengubah interaksi sosial atau mengarahkan suatu
perubahan sosial. Spradley dan Mc. Curdy mengkategorikan antropologi terapan
menjadi :
1.
Adjustmen anthropology, banyak digunakan dan
bermanfaat dalam tataran individual daripada suatu komunitas.
2.
Administrative anthropology, lebih banyaj
beroperasi dalam konteks komunitas dan perubahan kebudayaan
3.
Action anthropology, pemanfaatan pengetahuan
antropologi untuk perubahan yang direncanakan
4.
Advocate, pemanfaatan pengetahuan antropologi
untuk meningkatkan dan memperkuat kuasa dan penentuan nasib sendiri. Tujuannya
untuk demokratisasi.
Mempelajari
antropologi berarti mempelajari manusia dalam segala aspek untuk mendapat suatu
pemahaman menyeluruh mengenai manusia. Saya menyadari bahwa saya harus banyak
belajar untuk dapat lebih baik lagi belajar di jurusan antropologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar