Cari Blog Ini

Selasa, 11 Desember 2012

Reflection Paper



REFLECTION PAPER
Nama : Tari Purwanti
NPM   : 170510120038

Mengarungi Samudera Antropologi
         Sebelum saya memulai kuliah di jurusan antropologi, pengetahuan saya mengenai cara hidup manusia sangatlah minim bahkan saya awalnya tidak mengetahui apa-apa mengenai jurusan antropologi. Sampai akhirnya ada seorang senior yang berbagi pengalaman di jurusan antropologi dan itu merupakan sedikit support untuk saya.
         Antropologi merupakan ilmu yang berbicara tentang manusia, cara hidup dan kebudayaan yang dihasilkan manusia dalam hidupnya. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk bio-sosio-budaya. Sebagai ilmu yang mempelajari manusia, seorang antropolog harus peka terhadap isu-isu yang berkembang, dan memandang suatu yang “aneh” atau “unik” sebagai suatu perbedaan yang wajar dan mengesampingkan etnosentrisme. Dalam etika antropologi, dalam membangun sebuah pengetahuan tidak merugikan pihak lain. Yang menarik dari antropologi adalah keluasan pendekatannya bahwa setiap gejala sosial budaya selalu dikaji dalam kaitan dengan aspek sosial budaya lainnya (holistik), dan setiap gejala sosial budaya yang terjadi dikaitkan drngan gejala khusus antara keadaan ruang dan waktu (relativistik). Ada sebuah kalimat yang saya sukai mengenai antropologi, adalah sebagai berikut:
“Antropologi: ilmu manusia
Ruang lingkup, pendekatan metodologi, dan etika penelitian antropologi membuat ilmu ini: “ilmu yang paling ilmiah diantara humaniora, dan yang paling manusiawi diantara semua ilmu pengetahuan ” (the most scientific of the humanities, the most humanist of the sciences)
Eric Wolf 1964 : 88 ”
         Dalam mempelajari ilmu manusia ini saya harus mempelajari manusia dari berbagai segi, termasuk dalam segi biologisnya untuk mempelajari asal-usul manusia. Linnaeus menamai klasifikasi manusia dalam klasifikasi dengan homo sapiens, dimana homo merupakan genus manusia dan sapiens merupakan spesies manusia. Ada penyataan yang menyatakan bahwa “manusia merupakan binatang” dan saya sangat tidak setuju karena Tuhan tidak menciptakan flora dan fauna saja, namun ada makhluk lain dan manusia yang tentu saja bukan binatang.
Manusia selama hidupnya akan selalu menyesuaikan diri dengan perubahan keadaan lingkungan yang disebut sebagai adaptadi biologis manusia. Respon manusia terhadap lingkungan meliputi perubahan genetik, penyesuaian perkembangan, aklimatisasi, dan praktek budaya dan teknologi. Ciri khas manusia dalam kaitannya dengan letak geografis juga berbeda satu sama lain. Seperti warna kulit, bentuk dagu, hidung, tinggi tubuh rata-rata, bentuk rambut, dan bentuk wajah.
Ras, rasisme dan perbudakan juga tidak luput perhatian antropolog. Perbedaan ras dan perbudakan menjadi kajian antropologi dalam sejarah kehidupan manusia. Dimana kemudian ras ini muncul sebagai suatu penggolongan manusia kedalam kelompok-kelompok sebagai obsesi orang Amerika.
         Materi yang menurut saya paling menarik adalah mengenai kebudayaan. Dimana kebudayaan merupakan suatu konsep cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang kemudian diekspresikan melalui perilakunya. Menurut Spradley, kebudayaan ada dalam kepala setiap orang, terwujud dalam perilakunya. Dalam buku Koentjaraningrat, dikenal tujuh unsur kebudayaan yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, teknologi, mata pencaharian, sistem religi dan kesenian. Menurut Koentjaraningrat, Kebudayaan diidentifikasi mengenai wujudnya yaitu meliputi kebudayaan fisik, tingkah laku, sistem gagasan, dan sistem gagasan ideologis. Sedangkan menurut J.J Honigmann (1973) kebudayaan dibagi menjadi tiga wujud yaitu gagasan, kegiatan, dan benda/artefak. Semua aktifitas  kebudayaan berfungsi memenuhi hasrat manusia.
Saya juga belajar mengenai etnografi yang merupakan suatu metode penelitian atau produk penelitian yang akhirnya mengajak kami melakukan penelitian lapangan sebagai bentuk aplikasi dari belajar etnografi. Dalam etnografi dikenal strategi penelitian, teknik pengumpulan data, alat pengumpul data, dan lain-lain. Selain itu juga dipelajari mengenai bahasa dan budaya sebagai sistem simbol untuk berkomunikasi. Dalam pembahasan mengenai budaya juga dijelaskan bahwa ada lebih dari sekitar 200 bahasa di dunia. Selain itu juga dikenal aspek tersembunyi komunikasi seperti paralanguage dan kinersika.
Berbicara mengenai manusia sebagai  makhluk sosial berarti mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain untuk bertahan hidup. Dalam kehidupan manusia dikenal adanya organisasi sosial dan sistem kekerabatan. Ini merupakan materi pembahasan yang cukup menarik dimana kami diharuskan menuliskan asal-usul keluarga  dengan menggambar simbol-simbol kekerabatan.
         Beberapa pertemuan selanjutnya saya belajar mengenai antropologi religi. Yaitu suatu kajian antropologi dalam mempelajari manusia kaitannya dengan ritual-ritual keagamaan yang biasanya menyangkut pemujaan, penghormatan terhadap kekuatan supranatural untuk memahami eksistensi manusia dalam hakikat makna, hakikat kematian, dan hakikat bencana. Ada salah satu kerabat saya bertanya tentang atheisme yang mengaitkan sisi religi dengan logika. Dan uniknya ternyata orang-orang atheispun berkata: “oh my god!” ketika bencana melandanya.
         Ada materi antropologi mengenai ritus peralihan. Sebenarnya ini materi antropologi yang sulit saya pahami karena saya juga tidak mengerti makna dari sebuah ritus peralihan itu sendiri dalam kehidupan manusia. Menurut Arthur Van Gennep ritus peralihan merupakan berbagai ritual dalam masyarakat sebagai ritual peralihan. Merupakan hal penting untuk menandai status dan peran mmasing-masing orang dalam masyarakat. Dalam pelaksanaannya, ritus dibagi dalam tiga tahap yaitu separasi sebagai pemisahan kandidat dari golongan dari kehidupan sehari-hari dan kemudian hak-hak yang telah dimilikinya dicabut. Tahap liminal yaitu merupakan tahap ketidakpastian, masa penuh kesulitan yang dialami kandidat. Tahap terakhir adalah tahap inkorporasi, yaitu pengembalian kandidat kepada kelompok dengan statur dan atribut baru, juga status yang lebih tinggi dari status sebelumnya.
         Dalam antropologi juga dikenal antropologi ekonomi yang memusatkan perhatiannya terhadap kehidupan ekonomi manusia dalam konteks kebudayaaan total masyarakat di negara industri maupun nonindustri. Pemikiran antropolog dalam mengkaji ekonomi dibagi menjadi dua yaitu subtantivis dan formalis. Subtantivis berpandangan bahwa dalam memahami bagaimana manusia hidup, tidak boleh berpikir bahwa orang-orang selama hidupnya akan selalu mencari keuntungan. Pandangan ini bertolak belakang dengan teori formalis yang mengatakan bahwa setiap orang dalam hidupnya pasti mencari keuntungan.
         Selain mempelajari hal-hal yang tadi saya sebutkan, dalam antropologi juga dipelajari mngenai kepribadian. Bahwa kepribadian itu merupakan ciri-ciri watak indibisu yang tampak, konsisten, dan konsekuen, sehingga menjadi suatu identitas yang membedakannya dari individu lain (Koentjaraningrat 1990 : 102). Unsur-unsur kepribadian adlah pengetahuan, perasaan, dan dorongan (drives). Antropologi mempelajari dan membuat tipologi kepribadian umum: watak yang menonjol pada suatu masyarakat.
         Antropologi juga mempelajari manusia dalam maksimisasi dan pengiritan sumber daya. Dalam pembahasan ini dikenal adanya dana alokasi, dana penggantian, dana sosial, dana ekonomi, dan dana sewa. Mengapa ada pembahasan ini? Mungkin jawabannya adalah karena selama hidupnya manusia selalu dihadapkan pada berbagai kebutuhan yang menuntut untuk selalu dipenuhi namun alat pemuas kebutuhan yang terbatas mengharuskan manusia menggunakan sumber daya seefisien dan seefektif mungkin. Sebagai pengaplikasian dari materi ini, kami lalu diberikan tugas mengenai pengalokasian dana perbulan oleh salah satu dosen mata kuliah.
         Seperti yang sudah saya jelaskan diatas bahwa manusia adalah makhluk sosial yang kemudian hidup berkelompok, manusia juga mempunyai cara-cara hidup berpolitik dan birokrasi dalam kelompoknya. Sistem politik yang paling sederhana adalah bands, diikuti oleh tribes dan chiefdom seslanjutnya lebih maju lagi adalah state yang terbagi menjadi praindustrial dan industrial. Bands adalah masyarakat sederhana yang memiliki strategi adaptasi sebagai masyarakat yang berburu dan meramu yang mekanisme intergrasi utamanya adalah kekerabatan (egaliter), dan struktur politiknya bersifat temporer. Chiefdom adalah masyarakat berladang/gembala yang sudah lebih kompleks dari band. Chiefdom adalah masyarakat yang memiliki sistem pertanian intensif dan bukan merupakan masyarakat egaliter, serta kepemimpinannya bersifat penuh. State adalah masyarakat yang melakukan intennsifikasi pertanian secara luas, dengan mengukur masyarakat berdasarkan pada kekayaan, kekuasaan, gengsi sosial, dan struktur otoritas berbentuk piramida.
         Materi selanjutnya yang saya pelajari adalah mengenai gender. Awalnya yang terpikirkan oleh saya gender adalah jenis kelamijn. Setelah belajar lebih dalam mengenai gender, ternyata gender adalah pembedaan jenis kelamin secara biologis yang kemudian dibedakan fungsi dan peranan antara perempuan dan lelaki oleh sosial budaya. Memang perbedaan gender merupakan kajian yang menarik dalam antropologi seperti mengenai kekuasaan yang umumnya berada di tangan lelaki dan perempuan hanya berkuasa di dalam rumah. Perbedaan peran dan kekuasaan berdasarkan gender tidak hanya dalam politik, melainkan juga dalam hukum, ekonomi, dan dalam bahasa. Perbedaan gender juga menjadi masalah sosial dimana sering terjadinya ketidakadilan gender.
         Materi terakhir yang dipelajarai dalam antropologi adalah antropologi terapan. Menurut Spradley dan Mc. Curdy antropologi terapan mencakup semua penggunaan pengetahuan antropologi untuk mempengaruhi, menjaga, dan mengubah interaksi sosial atau mengarahkan suatu perubahan sosial. Spradley dan Mc. Curdy mengkategorikan antropologi terapan menjadi :
1.      Adjustmen anthropology, banyak digunakan dan bermanfaat dalam tataran individual daripada suatu komunitas.
2.      Administrative anthropology, lebih banyaj beroperasi dalam konteks komunitas dan perubahan kebudayaan
3.      Action anthropology, pemanfaatan pengetahuan antropologi untuk perubahan yang direncanakan
4.      Advocate, pemanfaatan pengetahuan antropologi untuk meningkatkan dan memperkuat kuasa dan penentuan nasib sendiri. Tujuannya untuk demokratisasi.
Mempelajari antropologi berarti mempelajari manusia dalam segala aspek untuk mendapat suatu pemahaman menyeluruh mengenai manusia. Saya menyadari bahwa saya harus banyak belajar untuk dapat lebih baik lagi belajar di jurusan antropologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar